Jember [12/02] – Untuk meningkatkan standar pelaporan mengenai Zakat, Baznas Jawa Timur mengadakan pelatihan Kehumasan dan Jurnalisme Zakat di Gedung Baznas Jawa Timur. Pelatihan ini dihadiri oleh semua Pimpinan Baznas dari berbagai Kabupaten dan Kota di Jawa Timur.

Acara berlangsung dengan sangat khidmat dan lancar pada saat pembukaan pelatihan tersebut. Dalam sambutannya, Ketua Baznas Jawa Timur Prof. Dr. Ali Machsan Moesa, M.Pd menyatakan, “Kehumasan dan Jurnalisme memiliki perbedaan; Kehumasan berfokus pada pemberitaan positif, sementara Jurnalisme lebih pada hal-hal negatif. Misalnya, ada banyak berita tentang anjing menggigit manusia, itu hal biasa, tapi jika manusia menggigit anjing, itu luar biasa.”

Dari pernyataan tersebut, Pimpinan Baznas dari Kabupaten dan Kota di Jawa Timur memahami bahwa informasi yang menarik harus disajikan. “Ketika Baznas memberikan bantuan kepada kaum dhuafa itu sudah menjadi hal umum, karena memang itu tugasnya. Namun, jika Baznas melakukan sesuatu yang lebih dari itu, maka itu luar biasa,” tambahnya.

Selain itu, Ketua Baznas Jawa Timur juga membahas fenomena yang terjadi saat ini, terlihat terutama di jalan-jalan kota atau provinsi, di mana banyak dijumpai manusia silver, ibu yang menggendong bayi, pengemis, badut, dan penjual koran. “Ini merupakan salah satu indikator bahwa kondisi ekonomi sedang tidak baik. Banyak orang mencari nafkah meskipun resiko yang harus dihadapi cukup besar, dan itu perlu mendapatkan perhatian lebih,” lanjut Ketua Baznas Jatim kacamata khas Gus Dur.

Baznas Jember juga berpartisipasi dalam pelatihan ini untuk membangun kepercayaan terhadap lembaga dan meningkatkan kesadaran akan Zakat, seperti yang dijelaskan Waka IV Akhmad Rudi Marukhin, M.Pd. “Dengan keikutsertaan Baznas Jember dalam pelatihan ini, kami bertujuan untuk memberikan informasi berkualitas serta mengedukasi dan menyadarkan masyarakat tentang zakat."

Oleh karena itu, diperlukan ketekunan dan konsistensi dalam menyampaikan berita mengenai kegiatan yang dilakukan oleh Baznas Jember.